Pembahasandan Penjelasan. Menurut saya jawaban A. tidak mempunyai daun telinga adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.. Menurut saya jawaban B. tidak menyusui anaknya adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.
Berita Jepang Pernahkah anda memiliki pengalaman bertemu orang-orang saat bepergian ke luar negeri dan bertanya "Apakah Anda orang Jepang?", lalu mereka tiba-tiba berbicara dalam bahasa Jepang? Di antara banyak orang yang berwisata, terutama dari gerak-geriknya, orang Jepang dapat diketahui dari orang Asia lainnya. Selain itu, Anda juga dapat mengenali wisatawan Jepang yang datang berwisata dan orang Jepang yang telah tinggal di suatu tempat. Jadi, bagaimana cara membedakannya? Kali ini, Anda dapat mengetahuinya secara sekilas! Berikut adalah 7 pola karakteristik yang umum dari wisatawan Jepang. 1. Gaya berpakaian yang modis Jika ada wisatawan Asia yang pergi ke luar negeri, orang Jepang biasanya terlihat lebih modis, terutama kaum wanitanya. Mereka mengenakan pakaian yang bersih, dan banyak yang memakai pakaian bermerek. 2. Melihat ke sekeliling dengan gelisah Inilah perbedaan perilaku antara wisatawan Jepang dengan orang Jepang yang tinggal di luar negeri. Bisa dikatakan perilakunya dapat dibagi antara orang yang mengetahui tujuan atau arah dan orang yang tidak. Perbedaan tersebut tentu saja adalah hal yang alami, bahkan orang-orang selain wisatawan di banyak tempat juga memiliki perilaku seperti ini, oleh karena itu mari kita berhati-hati saat berwisata. 3. Membawa peta atau kamera Ciri khas wisatawan adalah peta dan kamera. Meskipun hal ini tidak terbatas pada orang Jepang, jika wisatawan dari negara lain membawa kamera atau peta di dalam tasnya, wisatawan Jepang memiliki kecenderungan membawanya di tangannya jika berkunjung ke negara lain. 4. Cara menggunakan make-up Orang Prancis yang tinggal di Paris mengatakan, "Untuk membedakan wanita Jepang, lihatlah make-up mereka," wanita Jepang cenderung menggunakan make-up yang tegas dibandingkan dengan wanita Asia lainnya. Bulu mata palsu dan make-up di sekitar mata yang hitam dikenal sebagai karakteristik dari wanita Jepang. 5. Keramahtamahannya sangat baik Ketika hendak memesan sesuatu, walau harus terpaksa tersenyum, jika ada yang lebih ramah di antara wisatawan Asia, itu adalah wisatawan Jepang. Orang-orang Barat tidak punya kebiasaan terpaksa tersenyum. 6. Membayar dengan uang tunai Wisatawan Jepang adalah orang yang memasukkan uangnya ke dalam dompet bukan ke rekening bank setempat. Ada perbedaan budaya untuk pembayaran tunai, wisatawan Jepang akan membayar dengan jumlah kecil menggunakan kartu kredit di negara lain, sedangkan untuk pembayaran secara tunai lebih dari $ dilakukan di dalam negara Jepang. 7. Tidak berkomunikasi Di Jepang, saat di pusat perbelanjaan dan restoran, ketika pelayan mengatakan "Irasshaimase selamat datang", dan seseorang tidak membalas sambutan tersebut, itu adalah hal yang umum. Seseorang berkomunikasi dengan pelayan hanya ketika meminta sesuatu, selain itu tidak ada pembicaraan lain, kecuali Anda langsung akrab dengannya. [Source image © their respective owners, Shimmie © Shish & Co 2007-2011.
Berikutini yang merupakan ciri-ciri karya ilmiah adalah. objektif. baku PROFIL WISATAWAN A. PENDAHULUAN Profil wisatawan mengacu pada sifat tertentu dari tipe wisatawan yang berbeda, yang khususnya dihubungkan dengan kebiasaan perjalanan, tuntutan, dan kebutuhannya. Beberapa kategori wisatawan telah disebutkan pada bagian sebelumnya, dan dalam bagian ini kita akan mempetimbangkan ke dalam lima hal penting mengenai kelompok wisatawan secara lebih mendetail.  Kelompok – kelompok nasional  Umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan kelom pok kelas sosial.  Wisatawan kelompok dan wisatawan yang bepergian secara bebas  Wisatawan konvensi dan wisatawan konfrensi B. KELOMPOK – KELOMPOK NASIONAL Semua bangsa ikut menyumbang kepada pasar wisatawan Indonesia. Penjelasan tentang kebiasaan bepergian dan tingkah laku wisatawan diambil dari penelitian pada agen perjalanan di Bali, dan dari hasil diskusi dengan agen perjalanan di Bandung. Dan tampaknya sesuai dengan profil umum yang dditerima yang digunakan di seluruh dunia. 1. Perancis • Sangat tertarik pada kebudayaan meliputi gaya hidup tradisional, tari – tarian, drama, musik, kesenian, upacara keagamaan, dan desa tradisional yang belum terjamah. • Sangat tertarik menngunjungi dan mempelajari tentang atarksi wisata yang khusus seperti tempat arkheologi, pura – pura tua, dan lebih menyenangi tempat – tempat tepencil dan kurang komersiil. • Diantara barang – barang yang dibeli, khususnya menyenangi kerajinan tangan dan barang antik. • Sangat aneh dan lambat memilih segala sesuatu yang akan ibeli, dan teliti memilih restoran. • Ramah, disiplin, tahu tingkah laku yang baik, dan tunduk kepada aturan lokal. • Suka berbicara dengan bahasanya sendiri dan lebuh suka pemandu wisata berbahasa Prancis meskipun ia bisa berbahasa Inggris. • Cenderung berpakaian yang mencerminkan keindividuan, kadang – kadang berpakaian yang agak aneh. • Agak suka mencari kesalahan dan sukar untuk ditangani. 2. Jerman • Tertarik pada kebudayaan, upacara keagamaan, tari – tarian , tempat bersejarah, pemandangan indah, dan suka membandingkan tradisi dari tempat- tempat yang berbeda. • Sangat tertarik mendengarkan penjelasan guide dan ingin mengetahui segala sesuatu secara detail. • Diantara barang – barang belanja, sangat menyukai ukiran kayu dan batu. • Dapat menerima berbagai fasilita dan jasa. • Memiliki tingkah laku yang sopan dan hati – hati, memberi komentar yang jujur dan langsung terhadap pengalaman. • Pada umumnya suka tour dengan group yang berasal dari negaranya, kadang – kadang menjadi masalah bila digabung dengan yang lain. 3. Inggris • Tertarik dengan kekhasan kebudayaan tradisional dan keindahan pantaai. • Bertingkah laku baik, sopan, dan cukup ramah namun tidak terbuka sperti orang Eropa lainnya yang memiliki kebebasan yang tinggi. • Individualistis dan bebas, serta tidak suka tour bergroup, mereka lebih suka travel sendiri. • Sangat berhati – hati dalam pengeluaran uang bisanya mereka tidak tinggal di hotel – hotel mewah. • Pada umumnya orang Inggris adalh orang yang berdisiplin, tinggi hati, terlalu individualistis, secara psikologis mereka angat peraya diri, dan memiliki siifat pendiam. 4. Italia • Menyukai pola – pola budaya tradisional dan tempat yang romantis, seperti pantai dan lambaian pohon palmnya. • Terbuka, suka bicara, romantis, ekspresif, dan agak cerewet. • Tidak begitu disiplin, kadang-kadang susah diatur namun mereka cepat menyesuaikan diri dengan situasi setempat. • Menyenangi hotel dan tempat – tempat mewah serta dangat hati – hati dalam hal menggunakan uang. • Memerlukan pemandu wisat ayang mengerti bahasa Italia. • Pada umumnya orang Itaalia sangat terbuka, romantis, ramah, namun kurang disiplin dengan tradisi historis yang kuat dalam hal apresiasi terhadap karya seni. 5. Belanda • Memiliki hubungan historis yang erat dengan Indonesia,senang mengunjungi • tempat dimana mereka bekerja dan tinggal, dan daerah yang telah mereka dengar • dari teman/famili atau yang pernah dipelajari dari sekolah. • Sangat tertarik akan pola – pola kebudayaan dan keindahan pantai serta • pemandangan, termasuk gaya pengembangan masa kini. • Cenderung menginginkan informasi yang jelas dan tepat , sebaliknya mereka akan kecewa bila informasinya tidak jelas. • Ramah dan suka humor, tetapi biasanya mereka tidak jujur dan terbuka dalam komentar da menanggapi sesuatu. • Memperhatikan kesehatandan kebersihan, terutama dalam hal makanan dan minuman. • Secara keseluruhan orang Belanda adalah orang yang berdisiplin, mudah diatur dengan informasi mengenai tempat – tempat wisata yang khusu mengingat hubungan historis Belanda dengan Indonesia. 6. Orang amerika utara usa dan canada • Senang dengan aspek – aspek yang mendetail dari suatu kebudayaan speerti tari –tarian, upacara – upacara, sebaliknya tidak begitu tertarik kapada pola – pola kkebudayaan. Suka akan pemandangan alam yang indah juga kepada pola – pola perkembangan masa kini. • Sennag dengan hotel mewah dan pelayanan yang baik serta transportasi yang nyaman . • Sangat memperhatikan kebersihan dan kesehatan terutama makanan dan minuman. • Tidak suka perjalanan yang lama, mereka lebih menyukai perjalanan yang singkat, dan bergerak cepat dan tepat. • Terbuka, jujur, dan langsung dalam berkomentar serta tanggap terhadap pelayanan, dan fasilitas yang diperoleh. • Sopan santun dan bertingkah laku baik dan formal, tapi pada umumnya mereka ramah. • Mudah diatur jika mereka menerima pelayanan dan fasilitas yang menyenangkan. • Secara keseluruhan orang Amerika kurang mendalami apresiasi budaya dibandingka dengan orang Eropa. Mereka jujur, terbuka, ramah, namun sangat menginginkan pelayanan dan fasilitas yang berkwalitas serta menyenangkan. 7. Australia • Suka dengan kebudayaan tradisional dan kegiatan di pedesaan, di pantai terutama anak muda, tetapi tidak tertarik mendalami kebudayaan karena sudah tahu banyak tentang Indonesia. • Ramah, tidak bertele – tele, suka humor, dan mudah bergaul dengan penduduk setempat • Lebih suka melakukan perjalanan sendiri, tetapi jika tour mereka tanggap akan semua informasi yang diberikan oleh pemanud wisata. Suka dengan tour yang harganya murah. • Menerima dan suka dengan pelayanan serta fasilitas yang sederhana. • Secara keseluruhan mereka terbuka, ramah, tidak bertele – tele, dan individualistis. Kadang – kadang mereka berbicara agak keras namun mudah beradaptasi dan toleran terhadap berbagai situasi. 8. Jepang • Tidak begitu tertarik terhadap pola – pola kebudayaan dan pertunjukan untuk wisatawan. Mereka ikut tour untuk melihat tempat sepintas saja, oleh karena itu tour dan lama tinggal mereka sangat singkat. • Mereka senang tour bergroup, selalu mengikuti jadeal tour dan jarang membatalkan perjanjian yang telah dibuat. • Mereka mudah diatur dan disiplin, tetapi ribut/cerewet dan kasar terhadap orang lain selain groupnya. • Lebih suka makanan Jepang, tetapi juga senang dengan makanan Eropa. • Suka membeli dengan barang – barang prosuksi lokal dan tidak suka menawar. • Suka hotel mewah dan pelayanan yang memuaskan, akan tetapi mereka akan menerima hotel dan pelayanan yang murah jika mereka telah diinformasikan sebelumnya. • Perlu pemandu wisata yang berbahasa Jepang, dan tidak perlu informasi yang rinci. • Suka akan kehidupan malam dan perempuan • Suka fotografi dan perlu wakktu khusus untuk itu dalam tour. • Tidak menuntut secara langsung selalu bilang “ya elama perjalanan, tetapi akan komplin setelah tiba di negaraanya. • Secara keseluruhan orang Jepang disiplin, suka tour bergroup, berkepribadian terttutup, tidak suka basa – basi, tetapi mudah diatur dalam group mereka sendiri. Disamping itu mereka menginginkan pelayanan dan fasilitas yang bermutu tinggi. 9. Singapura • Tertarik terutama terhadap atraksi alam dan pola perkembangan masa kini, da minatnya sedikit terhadap kebudayaan. • Beberapa orang Singapura suka dengan perjudian dan kehidupan malam. • Suka membeli bermacam – macam produk lokaltermsuk makanan. • Menerimaa pelayanan dan akomodasi yang sederhana, tidak begitu memperhatikan maslah kesehatan dan kebersihan. • Sangat mudah diatur dalam perjalanan tour bergroup. • Mereka umumya sudah tahu tentang Indonesia. • Secara keseluruhan orang Singapura memiliki latar belakang etika China juga pengaruh kuat dari Eropa, tidak terlalu menuntut masalah kwalitas pelayanan, di samping itu wisatawan Singapura sangat suka berbelanja. 10. Malaysia • Amat tertarik dengan keindahan alam termasuk pantai – pantai dan pola perkembangan masa kini. Tidak begitu berminat terhadap kebudayaan dan kesenian. • Beberapa orang Malaysia memiliki hubungan keluarga dan suku dengan orang Indonesia terutama Sumatra. Mereka datang untuk mengunjungi teman, keluarga, serta tempat tinggal aslinya. • Kecuali yang mengunjungi tema dan keluarga, orang Malaysia senang datang bergroup. • Menerima akomodasi yang sederhana dan makanan lokal. • Sangat mudah diatur tetapi tidak terlalu disiplin • Tidak begitu tertarik untuk berbelanja. • Secara umum ciri – ciri wisatawan Malaysia sama dengan Indonesia karena ada ikatan suku. C. JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, TINGKAT SOSIAL  Orang Muda Yang Mengadakan Perjalanan Sendiri a. Perajalanan yang dilakukan anak muda dewasa ini sudah umum termasuk di Indoensia. b. Biasanya mereka mengadakan perjalanan sendiri – sendiri, tinggal lebih lama, dan menggunakan agen perjalanan untuk mengatur kunjungannya. c. Sangat luwes dalam hal pelayanan dan fasilitas, biasanya mereka tinggal di hotel murah serta makan di restoran yang muraa pula. d. Kesenangan mereka bermaam – macam beberapa tertarik kepada kebudayaan, lainnya suka rekreasi, atau pemandangan alam. e. Sering terlalu individualistis daal hal pakaian dan tingkah laku. f. Kadang – kadang masalah timbul pada anak muda, orang – orang Indonesia yang suka menirukan kebiasaan – kebiasaan yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh turis asing.  Kelompok Wisatawan Tua Dari kelas Menengah Yang Berpendidikan Baik. a. Sangat tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan lingkungan, banyak bertanya tetapi mereka agak angkuh dengan pengetahuannya dan sangat sulit untuk diatur. b. Lebih luwes terhdap perubahan rencana tour dan dapat menguasai masalah. c. Cenderung untuk bersosialisasi dan berbaur denga orang setempat mereka memiliki keahlian dalam bermasyarakat d. Memerlukan pelayanan dan fasilitas yang lebih dan khusus daripada wisatawan muda. e. Tidak ada korelasi yang penting antara kelompok sosial ekonomi dengan pola yang diterapkan; orang yang profesional dan berpenghasilan tinggi cenderung lebih hati – hati dalam mengeluarkan uang, sebaliknya orang yang berpenghasilan rendah akan lebih bebas menggunakan uang dalam perjalanan. f. Guru banyak menadakan perjalanan dan sering ingin mempelajari lebih rinnci mengenai suatu daerah, yang kemudian dipakai suatu bahan pelajaran untuk murid – muridnya. Hal ini memerlukan pemandu wisata yang baik, sebab mereka akan kecewa jika informasinya salah. Rencana mengunjungi rumah penduduk sering meruppakan pendekatan yang baik bagi wisatawan yang serius ingin belajar mengenai kebudayaan dan daerah setempat. D. WISATAWAN KELOMPOK DAN WISATAWAN BEBAS 1. Wisatawan Kelompok. – Wisatawan kelompok cenderung tidak menghusus, dan tidak berharap terlalu banyak. – Hubungan agen perjalanan dengan group wisatawan lebih impersonal dan setiap orang harus diperlakukan sama dalam hal pelayanan da fasilitas. Hal ini kadang – kadang sulit untuk dilaksanakan. 2. Wisatawan Bebas – Menyediakan pola untuk hubungan personal dan ada kemungkinan agen perjalanan menetapkan lebih khusu mengenai keinginan wisatawan. – Lebih mengkhusus kepaa keperluan wisatawan. – Mengharapkan kepentingan – kepantingan khususnya tersedia – Lebih mudah membuat rencana sebab mereka hanya terdiri dari beberapa orang. E. WISATAWAN KONVENSI DAN KONFRENSI Wisatawan dalam kelompok ini – Mebentuk perluasan komponen pasar travel secara pesat. – Biasanya memiliki keperluan khusus ang berhubungan dengan konfrensi/konvensi – Sering menginginkan tour yang khusus yang disusun sebagai bagian dari konfrensi/konvensi. – Memiliki keperluan umum yang sama seperti wisatawan lainnya. Soal1 Seni Budaya Semester 2. 1. Berikut ini yang merupakan teknik pembuatan keramik adalah. 2. Unsur rupa paling dasar adalah. 3. Pensil berwarna hitam arang yang menmpunyai goresan tebal dan lebar adalah. 4. Karya seni patung termasuk karya seni rupa. Karakteristik Wisatawan - ppt download Karakteristik Wisatawan - ppt download DOC Karakteristik Wisatawan Reggina Afrilliani - Jenis Dan Karakteristik Wisatawan Nusantara Dan Domestik Karakteristik Wisatawan - ppt download Soal Traveling, Ini 5 Karakter Wisatawan di Indonesia Okezone Travel Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok Karakteristik Wisatawan - ppt download Gemar Selfie, Karakteristik Wisatawan Indonesia di Singapura Republika Online Karakteristik Wisatawan - ppt download PPT - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan PowerPoint Presentation, free download - ID6051856 Karakteristik Wisatawan PDF Jenis Dan Karakteristik Wisatawan Nusantara Dan Domestik PPT - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan PowerPoint Presentation, free download - ID6051856 Jenis Dan Karakteristik Wisatawan Nusantara Dan Domestik Bentuk dan klasifikasi wisatawan Nusantara dan mancanegara Oleh R Bagus Handoko Y, Dalam memahami kepariwisataan, dijumpai berbagai pengertian. - ppt download Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan … Jenis Dan Karakteristik Wisatawan Nusantara Dan Domestik PDF Profil dan Karakteristik Wisatawan Nusantara studi kasus di Yogyakarta Karakteristik - Karakteristik wisatawan berdasarkan usia jenis kelamin dan sosial 1 Aspek Demografik Pada aspek ini,Terlihat jelas bahwa Course Hero Pahami Berbagai Karakter Wisatawan Indonesia Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok ANALISIS KARAKTERISTIK WISATAWAN DAN PERSEPSI WISATAWAN MENGENAI FASILITAS WISATA DIKAMPUNG BATU MALAKASARI,KABUPATEN BANDUNG. ANALISIS KARAKTERISTIK WISATAWAN DAN PERSEPSI WISATAWAN MENGENAI FASILITAS WISATA DIKAMPUNG BATU MALAKASARI,KABUPATEN BANDUNG. Karakteristik Wisatawan Korea Selatan - ppt download Karakteristik Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Solo Jurnal Kepariwisataan Indonesia Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia TEKNIK PELAYANAN WISATAWAN 7 pola karakteristik wisatawan Jepang yang dapat dilihat secara sekilas Berita Jepang Soal pengetahuan industri pariwisata pip uts smk baitul hamdi ganjil ap-1 2012 Karakteristik Wisatawan Muslim Dunia yang Datang ke Indonesia Halaman all - Indonesia Promosi Wisata di Arab Saudi Sesuai Karakteristik Wisatawan Timur Tengah - Top PDF Karakteristik dan Motivasi Wisatawan asia - Pahami Karakter Wisatawan Etnis China dan Perancis Karakteristik Wisatawan Mancanegara - Soal Traveling, Ini 5 Karakter Wisatawan di Indonesia Okezone Travel Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok Yang Mempengaruhi Jenis Dan Karakter Wisatawan Adalah - Karakteristik Wisatawan Muslim Dunia yang Datang ke Indonesia Halaman all - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan - ppt download PDF Karakteristik Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Solo Mengintip Karakter Orang Indonesia saat Berwisata ke Jepang - Mobile PPT - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan PowerPoint Presentation, free download - ID6051856 Karakter Wisatawan Indonesia Pilih Fasilitas Ketimbang Tiket Murah - ANALISIS KARAKTERISTIK WISATAWAN TERHADAP KEGIATAN WIASATA DI CIATER SPA RESORT. Ciri Wisatawan Milenial Republika Online Karakteristik Wisatawan Korea Selatan - ppt download Memahami Karakter & Budaya Wisatawan Mancanegara DOC Karakteristik Wisatawan Reggina Afrilliani - Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok Seperti Apa Karakter Turis India yang Berlibur ke Indonesia? KARAKTERISTIK WISATAWAN EROPA SERTA PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS KERAKYATAN STUDI KASUS DESA MUNDUK-BALI PUTU DEVI ROSALINA Karakteristik Wisatawan PDF Wisatawan Jerman, Turis Paling Berkelas di Indonesia KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI WISATAWAN BERKUNJUNG KE PANTAI GREEN BOWL, UNGASAN, KUTA SELATAN, BALI PPT - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan PowerPoint Presentation, free download - ID6051856 POTENSI WISATA DAN KARAKTERISTIK WISATAWAN AUSTRALIA - Feel in Bali TEKNIK PELAYANAN WISATAWAN PENGENALAN KARAKTERISTIK WISATAWAN wisataedukasi21 ebook kepariwisataan motivasi tujuan perjalanan anyflip-Flip eBook Pages 1 - 33 AnyFlip AnyFlip Karakteristik Wisatawan PDF 7 pola karakteristik wisatawan Jepang yang dapat dilihat secara sekilas Berita Jepang PDF Korespondensi Motivasi Pengunjung dan Karakteristik Desa Wisata Karakteristik Wisatawan - ppt download KARAKTERISTIK WISATAWAN BACKPACKER DAN DAMPAKNYA TERHADAP PARIWISATA KUTA, BALI Tingginya Minat Berwisata para Kaum Milenial! Okezone Travel Karakteristik Wisatawan produk wisata dan Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan … PPT - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan PowerPoint Presentation, free download - ID6051856 Bahan Ajar PDF Pahami Berbagai Karakter Wisatawan Indonesia KARAKTERISTIK WISATAWAN DAN PEMILIHAN RUTE PERJALANAN WISATA DI KOTA BANDA ACEH DOC Nio pbb Adiyanto Laiskodat - LAPORAN PENELITIAN KARAKTERISTIK WISATAWAN KOREA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI - PDF Free Download Jenis Dan Karakteristik Wisatawan Nusantara Dan Domestik Seperti Apa Karakteristik Turis Asal Myanmar? - Berita Investigasi PERBANDINGAN KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP PRODUK WISATA BERDASARKAN KARAKTERISTIK WISATAWAN DI FARMHOUSE LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT - repository UPI S MRL 1202293 Title Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan … 4 Ciri Khas Turis Indonesia ketika Liburan di Luar Negeri, Mana yang Kamu Banget? - Mobile KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI WISATAWAN MANCANEGARA SERTA PRIORITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH SEBAGAI BAHAN ACUAN PENGEMBANGAN INVESTASI DI BALI Jurnal BPPK Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Karakteristik Wisatawan PDF Memahami Karakter & Budaya Wisatawan Mancanegara PDF Analisis Karakteristik Wisatawan Lokal Monumen Nasional DKI Jakarta Karakteristik Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Solo Jurnal Kepariwisataan Indonesia Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia 5 Alasan Mengapa Wisatawan Asing Senang Berlibur di Indonesia » Tiket2 Indonesia Pembelajaran 3 Berbagai Karakter dan Jenis Wisatawan Domestik dan Mancanegara - Modul Pengantar Pariwisata kelas XI Karakteristik permintaan wisatawan mancanegara di Indonesia dan respon pemerintah = Characteristics of inbound tourism demand in Buku Manajemen Pemasaran Pariwisata Pengembangan Potensi Produk Wisata Perdesaan - Deepublish Shopee Indonesia Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok Pengertian Industri Pariwisata, Keunikan, Ciri-ciri dan Karakteristik Industri Pariwisata Analisis Karakteristik, Perilaku, dan Motivasi Perjalanan Wisatawan Asal Sulawesi Utara ke Jakarta Pacu Dunia Pariwisata Direktorat Jenderal Anggaran Berikut yang merupakan ciri-ciri profil wisatawan Jepang adalah​ - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan - ppt download PSIKOLOGI Karakteristik Wisatawan Pariwisata Dan Karakteristik Wisatawan Asia Pasific PDF Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan … ANALISIS KARAKTERISTIK WISATAWAN DAN PERSEPSI WISATAWAN MENGENAI FASILITAS WISATA DIKAMPUNG BATU MALAKASARI,KABUPATEN BANDUNG. Materi Mice Final - [PDF Document] Karakteristik Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Solo Jurnal Kepariwisataan Indonesia Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia
Adapunciri-ciri makna konotasi adalah: Makna konotasi terjadi apabila kata itu mempunyai nilai rasa, baik positif atau negatif. Jika tidak bernilai rasa dapat juga disebut berkonotasi netral. Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma
Yogyakarta is one of the favorite destinations for domestic tourists in Indonesia, Based on the results of a survey of 600 domestic tourists, a general description of the profile and characteristics of domestic tourists are short stay only 1-2 days, very few use accommodation facilities but live in friend’s and colleague’s home, the majority segment is the closest neighbor and the proximate principle is The main factor. In terms of age, is mostly productive age 26-40 years, the main motivation is just walking, preferring to use private vehicles and organizing their own travel or not using travel agent services, dominated by repeaters. The considerations of accessibility, facilities and prices are most influential on the motivation of travel. As for the interest in the tyoe of destination is natural tourism. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 03 No 2, Desember 2018 p 175-190 Print ISSN 1410-7252 Online ISSN 2541-5859 doi Citation Yuniati, N. 2018. Profil dan Karakteristik Wisatawan Nusantara studi kasus di Yogyakarta. Jurnal Pariwisata Pesona, 32. doi Profil dan Karakteristik Wisatawan Nusantara studi kasus di Yogyakarta Nining Yuniati STIPRAM Yogyakarta Jl. Ahmad Yani, Ring Road Timur 52B, Modalan, Banguntapan, Bantul, DIY 55198 Korespondensi dengan penulis Nining Yuniati Telp. 08562863483 E-mail niningyuniati Abstract Domestic tourists are the backbone of a number of tourism destinations in Indonesia including Yogyakarta, but not many researchs have studied their characteristics. This research aims to provide an overview of the profile of domestic tourists. Yogyakarta is one of the favorite destinations for tourists in Indonesia. The research method used is a direct survey to domestic tourists N = 600 using a questionnaire. The research findings are in general domestic tourists are short stay only 1-2 days, very few use accommodation facilities but live in friend’s and colleague’s home, the majority segment is the closest neighbor and the proximate principle is The main factor. In terms of age, is mostly productive age 26-40 years, the main motivation is just walking, preferring to use private vehicles and organizing their own travel or not using travel agent services, dominated by repeaters. The considerations of accessibility, facilities and prices are most influential on the motivation of travel. As for the interest in the type of destination is nature tourism Keywords Profile; Wisnus characteristics; Yogyakarta Abstrak Wisatawan nusantara merupakan tulang punggung bagi sejumlah destinasi pariwisata di Indonesia termasuk Yogyakarta, akan tetapi belum banyak studi yang mempelajari tentang karakteristiknya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang profil wisatawan nusantara. Yogyakarta menjadi salah satu destinasi favorit wisnus di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah survei langsung pada wisatawan nusantara N=600 dengan menggunakan kuesioner. Temuan penelitiannya adalah bahwa secara umum profil dan karakteristik wisnus adalah memiliki lama tinggal yang pendek 1-2 hari, sangat sedikit yang menggunakan fasilitas akomodasi tetapi tinggal di rumah saudara, segmen mayoritas adalah tetangga terdekat dan asas proksimitas menjadi faktor utama, dari segi usia sebagian besar adalah usia produktif 26-40 tahun, motivasi utama adalah sekedar jalan-jalan, lebih menyukai menggunakan kendaraan pribadi dan mengatur perjalanannya sendiri atau tidak menggunakan jasa agen perjalanan, di dominasi oleh para repeater, pertimbangan aksesibilitas, fasilitas dan harga adalah yang berpengaruh pada motivasi perjalanan. Adapun minat terhadap tipe daya tarik wisata adalah jenis wisata alam. Kata Kunci Karakteristik Wisnus; Profil; Yogyakarta Volume 03 No 2, Desember 2018 [176] PENDAHULUAN Penelitian tentang wisata nusantara atau lebih popular disebut wisatawan domestic, adalah jenis penelitian yang relatif jarang dilakukan dibandingkan dengan penelitian-penelitian wisatawan internasional C. Cooper, 2005 Cortes-Jimenez, 2008. Sejumlah penelitian mengatakan bahwa penelitian wisatawan domestic relatif sulit diukur, determinan yang kompleks, dan data yang sulit di dapatkan. Di Indonesia penelitian tentang wisatawan domestik sejauh ini banyak dilakukan oleh instansi pemerintah karena berkaitan dengan pendataan kunjungan dan tamu menginap di hotel yang rutin dilakukan setiap tahun. Pendataan lain tentang wisatawan domestic dalam skala nasional secara berkala telah dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata yang biasanya bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik yang kemudian dipublikasikan melalui Neraca Satelite Pariwisata Nasional NESPARNAS Pariwisata, 2017. Wisatawan nusantara adalah seseorang yang melakukan perjalanan di wilayah teritori suatu negara, dalam hal ini Indonesia, dengan lama perjalanan kurang dari 6 bulan dan bukan bertujuan untuk memperoleh penghasilan ditempat yang dikunjungi serta bukan merupakan perjalanan rutin sekolah atau bekerja, untuk mengunjungi obyek wisata komersial, dan atau menginap di akomodasi komersial, dan atau jarak perjalanan lebih besar atau sama dengan 100 seratus kilometer pergi pulang Kemenpar, 2017. Definisi tersebut merupakan definisi wisatawan nusantara yang juga telah diadopsi oleh BPS berdasarkan definisi yang telah dikembangkan internasional WTO, Bahwa wisnus mengacu pada kriteria-kriteria berikut ini 1 Penduduk Indonesia; 2 Perjalanan 100 km pp. Data dari Kemenpar secara kumulatif sejak Januari-Oktober 2017 menunjukkan jumlah wisnus mencapai Menteri Pariwisata Arief Yahya memaparkan, jumlah wisnus Januari-Oktober 2017 lebih tinggi 14% dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 221,5 juta wisnus. Pergerakan wisnus telah Volume 03 No 2, Desember 2018 [177] berkontribusi dalam menempatkan Indonesia ke dalam posisi 20 besar negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat dalam kurun waktu tiga tahun. Arief menyebutkan, pertumbuhan pariwisata Indonesia per Januari-Oktober 2017 mencapai 24%. 2017 Sejumlah peluang yang dimungkinkan telah berpengaruh terhadap pergerakan wisnus adalah 1 Tren berwisata yang cenderung meningkat dari kalangan wisnus berdasarkan data nasional, tren pergerakan wisnus terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2% dimana pada tahun 2016 tercatat sebesar lebih dari 250 juta pergerakan dengan total pengeluaran mencapai 177 triliun rupiah; 2 Berwisata sudah menjadi bagian dari gaya hidup lifestyle masyarakat; 3 Kemajuan teknologi dan informasi yang berdampak pada “viral” dan mudahnya mendapatkan informasi pariwisata; 4 Kemudahan Akses rute-rute penerbangan, juga pengembangan jalur darat ke berbagai daerah yang memudahkan pegerakan manusia, barang dan jasa Secara umum wisnus di Indonesia memiliki karkateristik yang cukup kompleks dengan beberapa ciri khas. 1 berkaitan dengan motivasi, motivasi wisnus sangat kompleks dari mengunjungi kerabat, ziarah, perdagangan/bisnis/MICE, dan perjalanan dinas; 2 wisnus juga sangat memprioritaskan segala hal yang bersifat nyaman, tidak ingin bersusah payah dalam melakukan perjalanan, akses yang mudah, dan terfokus pada kegiatan belanja dan kuliner, 3 pilihan produk daya tarik wisata yang cenderung pada produk wisata massal dibandingkan dengan pilihan wisata minat khusus akibat kurangnya apresiasi dan rendahnya kesadaran pada kelestarian lingkungan. Sebagai bagian dari segmen penting pasar pariwisata, wisatawan domestik atau selanjutnya disebut dengan wisatawan nusantara wisnus adalah penyokong utama bagi pendapatan sektor pariwisata. Namun demikian, kenyataannya tidak semua destinasi yang ada di Indonesia dikunjungi oleh wisman, sehingga dalam kondisi ini kedudukan wisnus menjadi sangat penting dalam menggerakan sektor pariwisata setempat. Yogyakarta adalah salah satu contoh destinasi yang memiliki Volume 03 No 2, Desember 2018 [178] populasi wisnus cukup besar 93% setidaknya dibandingkan dengan wisatawan internasional wisman yang hanya 7% saja dari total jumlah wisatawan yang ada. Yogyakarta merupakan salah satu destinasi tujuan wisata terkemuka di Indonesia selain kota-kota Jakarta, Bandung, Secara nasional Yogyakarta menempati peringkat ke-7 sebagai daerah tujuan wisatawan mancanegara berdasarkan data wisatawan mancanegara yang melalui port of entry masuk via bandara dengan jumlah setelah Ngurah Rai 4,8 juta, Sukarno Hatta 2,6 juta, Batam 1,5 juta, Sam Ratulangi Kualanamu dan Husein Sastranegara Sementara itu, berdasarkan data kunjungan wisatawan nusantara Yogyakarta juga menempati urutan ke-5 sebagai destinasi dengan jumlah wisatawan nusantara mencapai lebih dari 13 juta kunjungan, setelah Jawa Barat 44,6 Juta, Jawa Timur 44,4 juta, Jawa Tengah 42,4 juta, DKI Jakarta 13,7 juta Kemenpar, 2017. Jumlah kunjungan baik wisman maupun wisnus ke Yogyakarta hingga tahun 2017 menunjukkan tren pertumbuhan yang sangat positif dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun 14% dengan jumlah wisatawan jiwa, dengan rincian wisman sebanyak jiwa, wisnus sebanyak jiwa Gambar 1. Jumlah tersebut merupakan tren yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Walaupun jumlah ini cukup signifikan tetapi sebenarnya belum pernah ada penelitian yang spesifik terkait dengan profil dan karakteristik wisnus khususnya di Yogyakarta. Gambar 1. Jumlah Kunjungan Wisman dan Wisnus yang Menginap di Hotel Bintang dan Non Bintang di Yogyakarta Tahun 2011 – 2017 Sumber Diolah dari Data Statistik Pariwisata Yogyakarta, 2017 Volume 03 No 2, Desember 2018 [179] Sejumlah permasalahan berkaitan dengan minimnya wisnus, karakteristik yang kompleks dan cenderung kurang terdefinisi, serta kesulitan dalam estimasi terkait dampak ekonomi adalah diantara hal yang mendasari mengapa penelitian ini kemudian dilakukan. Dari sisi pemerintah dan pelaku usaha kebutuhan tentang profil dan karakteristik wisnus masih sangat diperlukan dalam perumusan strategi-strategi bisnis dan pemenuhan kebutuhan wisnus. Melalui penelitian ini diharapkan akan dapat diketahui profile dan karakteristik wisnus yang dapat digunakan oleh para pelaku usaha maupun praktisi pariwisata lainnya dalam menemukan formulasi strategi yang tepat juga informasi terkait dengan wisnus. METODE Penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan responden wisnus dengan teknik convenience Sampling termasuk dalam teknik sampling nonprobability sampling seperti diresume dari Sugiono, 2017 bahwa convenience sampling adalah pengambilan sampel didasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. Sampel diambil/terpilih karena sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat. Beberapa ahli berpendapat bahwa cara ini kurang dapat diandalkan, tapi paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yamg mereka temui. Penarikan sampel ini bermanfaat penggunaannya pada tahap awal penelitian eksploratif yang ditujukan untuk mencari petunjuk awal tentang suatu kondisi yang menarik perhatian. Hasil yang diperoleh dengan cara ini seringkali dapat menyediakan bukti-bukti yang cukup melimpah sehingga terkadang pengambilan sampel yang lebih canggih tidak diperlukan lagi. Adapun jumlah sampel yang diambil adalah 600 orang dengan kriteria merupakan wisatawan yang datang dari luar kota dan bukan penduduk lokal. Jumlah sampel ini diasumsikan sebagai jumlah yang representatif dengan asumsi populasi adalah homogen pada teknik convenience sampling, di mana total populasi wisatawan domestic mencapi kurang lebih 4 juta orang. Volume 03 No 2, Desember 2018 [180] Jumlah ini Pengambilan sampel dilakukan pada sejumlah lokasi seperti hotel, rumah makan, obyek wisata, dan tempat hiburan. Survei telah dilakukan pada tahun 2017. Adapun instrument yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan pengolahan data adalah secara statistif deskriptif dengan menghitung prosentase berdasarkan unit-unit analisis. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Wisnus Berdasarkan Daerah Asal Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta berasal dari beberapa kota besar di Indonesia. Jumlah terbesar berasal dari Jawa Tengah yang memiliki kedekatan geografis dengan Yogyakarta. Berdasarkan hasil survei provinsi penyumbang wisnus terbesar diantaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta. Beberapa dari luar wilayah tersebut jumlahnya tidak signifikan, kecuali beberapa daerah dengan penerbangan langsung ke Yogyakarta Makassar, Medan, Balikpapan. Hal ini memperlihatkan bahwa pangsa pasar wisnus sangat erat berkaitan dengan proksimitas atau kedekatan geografis. Daerah yang relatif lebih jauh lebih sedikit motivasi untuk berkunjung. Tabel 1. presentase jumlah wisnus berdasarkan asal Volume 03 No 2, Desember 2018 [181] Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang diminati oleh wisatawan nusantara. Berdasarkan table di atas komposisi Segmen pasar wisnus banyak di dominasi oleh wilayah-wilayah yang memiliki kedekatan secara geografis dengan Yogyakarta seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Menurut data Survei dengan jumlah 600 responden, presentase terbesar sebesar 23% berasal dari Provinsi Jawa Tengah, kemudian Jawa Barat 17%, Jawa Timur 17%, DKI Jakarta 16%, kota lainnya 27%. Hal ini memperlihatkan bahwa segmen wisnus identik dengan kedekatan secara geografis/lokasi. Pembelanjaan Rata-Rata Berdasarkan pengeluarannya sebagian besar wisnus berbelanja pada Transportasi, Penginapan, dan Souvenir dengan rata-rata belanja per kunjungan adalah 800 ribu – 1,2 juta rupiah. Seperti yang bisa dilihat pada gambar 2, di Yogyakarta wisnus banyak menggunakan jasa penginapan rumah kerabat dibandingkan dengan menginap di Hotel, sehingga pembelanjaan transportasi terkesan lebih dominan dibandingkan dengan komponen pembelanjaan lainnya. Gambar 2. Komposisi Belanja Wisnus Volume 03 No 2, Desember 2018 [182] Hal ini memperlihatkan bahwa pergerakan wisatawan domestic memang dekat dengan permasalahan jarak, semakin dekat jarak semakin murah biaya yang dikeluarkan. Selain itu karakteristik yang unik dari wisnus adalah sangat sedikit yang menggunakan fasilitas wisata, hal ini yang menyebabkan pandangan „pesimisme‟ pentingnya wisnus terkait dengan dampak ekonomi pada sector pariwisata. WIsnus sangat sedikit memanfaatkan fasilitas pariwisata termasuk akomodasi. Demografi a. Jenis kelamin Berdasarkan hasil survei wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta terbanyak berjenis kelamin laki-laki. Komposisi Wisatawan nusantara yang berkunjung ke Yogyakarta sebanyak 52% berjenis kelamin laki-laki sedangkan 48% perempuan. Komposisi ini tidak selalu sama di setiap daerah, tetapi sebagai penggambaran saja bahwa laki-laki pada umumnya lebih banyak melakukan perjalanan di bandingkan dengan kelompok wanita. b. Pendidikan Hasil Survei menunjukkan, wisnus yang mengunjungi Yogyakarta terbanyak memiliki tingkat pendidikan S1. Presentase jumlah wisnus berdasarkan tingkat pendidikannya adalah 50% berpendidikan S1, 31% berpendidikan SMU, 14% berpendidikan Diploma, 3% S2, 1% berpendidikan S3. Kondisi ini tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Yogyakarta sebagai kota tujuan pendidikan dimana sekitar 20% penduduknya terdiri dari perantau yang bertujuan menempuh pendidikan. Hal ini bisa menunjukkan kondisi yang berda di destinasi lain di luar Yogyakarta. c. Umur Berdasarkan tingkatan umur, wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta sebagian besar berumur antara 26-40 tahun. Presentase wisnus berdasarkan Volume 03 No 2, Desember 2018 [183] tingkatan umur 26-40 tahun sebesar 44%, umur 41-60 tahun sebesar 35%, umur 18-25 tahun sebesar 20% dan umur >60 th sebesar 1%. Komposisi ini dapat dikatakan cukup berimbang dan proporsional mengingat pada kemampuan perjalanan dan waktu luang yang dimiliki. Penduduk berusia 26 – 40 Tahun merupakan kelompok segmen utama yang dapat disasar untuk wisnus di Yogyakarta karena kelompok usia ini yang paling dominan menjadi wisatawan. d. Pekerjaan Berdasarkan hasil Survei, wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta terbanyak memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta. Prosentase untuk pegawai swasta sebesar 42%, wiraswasta 22%, ibu RT sebesar 13%, Profesional sebesar 5%, PNS sebesar 5%, Pelajar sebesar 4%, eksekutif 3%, pensiunan 1%. Besarnya populasi pegawai swasta memperlihatkan bahwa pihak wisnus yang memiliki kemampuan dalam melakukan perjalanan pada umumnya adalah para pegawai, sedangkan kelompok segmen lainnya relatif lebih sedikit. Implikasi dari profil ini adalah target sasaran dalam berpromosi dalam penyediaan fasilitas dan kebutuhan wisatawan maka kelompok ini dapat menjadi target utama. Motivasi dan Referensi Kunjungan a. Alasan mengunjungi Yogyakarta Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta memiliki berbagai macam tujuan. Hasil Survei menunjukkan sebagian besar wisnus berkunjung ke Yogyakarta mempunyai alasan utama mengunjungi keluarga. Presentase wisnus yang memiliki alasan mengunjungi keluarga sebesar 46%, berlibur 41%, MICE/bisnis 11%, lainnya 2%. Kunjungan utama ditujukan untuk liburan. Secara umum ada berbagai motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan yaitu bisnis, berlibur, mengunjungi keluarga, atau lainnya. Sebagian besar wisnus melakukan perjalanan biasanya karena memiliki alasan yang sangat kuat dan alasan utama wisnus ke Yogyakarta adalah untuk mengunjungi keluarga selain juga Volume 03 No 2, Desember 2018 [184] berlibur. Hal yang perlu diperhatikan dalam kasus Yogyakarta adalah ada sebagian penduduknya yang perantau yang kemudian pulang kampung pada saat libur atau long weekend. Selain itu, sebagai kota pelajar dan banyak perantau Yogyakarta juga banyak dikunjungi oleh para kerabat yang memiliki anak atau saudara yang tinggal di Yogyakarta. Hal inilah diantara motivasi terkuat mereka melakukan perjalanan ke Yogyakarta. b. Sumber informasi perjalanan Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta mendapatkan informasi dari berbagai media. Hasil Survei menunjukkan wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta sebagian besar mendapatkan informasi melalui teman/kerabat dengan presentase sedangkan presentase untuk media lain adalah sosial media sebesar internet sebesar 13%, brosur sebesar dan TV/radio Berdasarkan data ini dapat diambil kesimpulan sementara bahwa wisnus yang datang ke Yogyakarta sebagian besar karena mengetahui informasi atau mendapatkan rekomendasi dari teman/kerabatnya. Kondisi ini memperlihatkan bahwa di kalangan wisnus strategi berpromosi dengan prinsip „word of mouth‟ masih relatif efektif dalam mempengaruhi seseorang untuk melakukan kunjungan. Apa yang dialami oleh orang-orang sekitar ingin juga dirasakan oleh anggota keluarga atau kerabat lainnya. c. Waktu yang dipilih Berdasarkan data survei waktu yang dipilih wisnus untuk berkunjung ke Yogyakarta sebagian besar pada saat long weekend. Presentase kunjungan pada saat long weekend sebesar sedangkan pada waktu lain, mudik hari raya sebesar liburan sekolah/kuliah sebesar acara/event tertentu sebesar 15% dan pada saat weekend sebesar Long weekend merupakan waktu yang sangat disukai wisnus ketika hendak berkunjung ke Yogyakarta. d. Jenis wisata yang diinginkan Hasil Survei menunjukkan, jenis wisata yang diinginkan wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta sebagian besar adalah wisata alam minat khusus, Volume 03 No 2, Desember 2018 [185] gunung, hutan dengan presentase 49%. Jenis wisata lain yang diinginkan diantaranya, wisata budaya/sejarah/religi/museum sebesar 22%, wisata bahari/pantai sebesar 13%, wisata belanja modern, tradisional 5%, wisata bisnis /MICE sebesar 4%. e. Pengaturan kunjungan Hasil Survei menunjukkan wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta memilih untuk mengatur perjalanan sendiri dari pada menggunakan jasa perjalanan wisata. Prosentase wisnus yang mengatur perjalanannya sendiri sebesar 69%, dibantu keluarga/kerabat/teman sebesar 13%, aplikasi online 11%, perjalanan dinas sebesar 5% dan melalui travel agent sebesar 5%. Pemilihan pengaturan perjalanan seperti ini memang lebih fleksible. Hal ini ditunjang oleh temuan Kristiana 201815 bahwa wisatawan saat ini lebih cenderung mengatur perjalanannya sendiri karena tersedianya aplikasi-aplikasi perjalanan yang bisa diunduh secara gratis. Walaupun kemudian menimbulkan beban kemacetan yang parah bagi destinasi. Wisnus yang berkunjung selain mengatur perjalanan sendiri, juga memiliki kecenderungan untuk berwisata secara individual dibandingkan secara berkelompok. Presentase wisnus yang memilih untuk melakukan perjalanan secara individu sebesar 90%, sedangkan group /rombongan sebesar 10%. f. Moda transportasi yang digunakan Hasil Survei menunjukkan, sebagian besar wisnus berkunjung ke Yogyakarta menggunakan kendaraan mobil pribadi dengan prosentase 38%. Moda transportasi lain yang digunakan adalah, pesawat 33%, kereta api 17%, kendaraan sewa 5%, lainnya 5%, angkutan umum 2%, bus 2%. Sedangkan untuk moda transportasi yang digunakan selama berkeliling di Yogyakarta sebagian besar wisnus adalah mobil pribadi dengan besaran prosentase 54%. Moda lain yang digunakan, angkutan umum bus/taxi/motor 32%, kendaraan sewa 10%, lainnya 5%. Banyak implikasi dari data ini yang bisa diprediksi baik positif maupun negatif seperti dampak pada kemacetan yang terjadi pada waktu-waktu libur/long weekend, perlunya penyediaan fasilitas parkir yang memadai, berkembangnya jasa rental kendaraan, dan perlunya penyediaan angkutan yang Volume 03 No 2, Desember 2018 [186] representatif untuk mengurangi kemacetan. Kemacetan akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan itu sendiri. g. Frekuensi berkunjung Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta sebagian besar telah melakukan kunjungan ulang dengan frekuensi lebih dari 5 kali. Prosentase frekuensi >5kali 45%, frekuensi 5 kali 22%, frekuensi 3 kali 16%, frekuensi 4 kali 13%, frekuensi 2 kali 3%, frekuensi 1 kali 2%. Hal ini menunjukkan Yogyakarta memiliki daya tarik yang banyak diminati oleh wisnus sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukaan perjalanan kembali ke Yogyakarta. Dengan kata lain sebagian besar wisnus adalah para repeater yaitu wisatawan yang sudah berulangkali datang ke Yogyakarta. h. Akomodasi Pilihan penginapan wisnus selama di Yogyakarta sebagian besar adalah rumah saudara/ teman. Hasil Survei menunjukkan presentase wisnus yang menggunakan akomodasi rumah saudara/teman sebanyak 55%, hotel non bintang 21%, hotel bintang 21%, homestay 8%, lainnya 4%. Kondisi inilah yang kemudian menjadi salah satu persoalan dalam perhitungan dampak wisnus secara ekonomi pada sector pariwisata yaitu minimnya penggunaan fasilitas wisata khususnya akomodasi. i. Lama tinggal Berdasarkan hasil Survei, lama tinggal pada kunjungan saat Survei dilakukan wisnus sebagian besar >3 hari. Hasil presentase lama tinggal wisnus pada kunjungan saat itu, >3 hari 40%, 3 hari 37%, 2 hari 37 %, 2 hari 16 %, 1 hari 7 %. Lama tinggal yang cukup panjang ini sayangnya tidak selalu diimbangi dengan penggunaan fasilitas akomodasi, melainkan menumpang pada rumah kerabat/saudara. j. Aktivitas Utama Yang dilakukan Hasil Survei menunjukkan wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta aktivitas yang paling banyak dilakukan adalah sightseeing dengan presentase sebanyak 57,3%. Sedangkan sisanya melakukan aktivitas lain berupa, mencoba atraksi baru yang Volume 03 No 2, Desember 2018 [187] sedang tren 17%, kuliner fotografi Belanja Dengan demikian, aktivitas sekedar bernostalgia, jalan-jalan menikmati pemandangan adalah kegiatan utama wisnus saat ke Yogya. Hal ini cukup bisa dimaklumi mengingat sebagian besar wisatawan adalah para repeater. Yogyakarta memiliki berbagai macam daya tarik wisata sehingga menjadi salah satu destinasi wisata utama secara nasional. Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta tersebar pada DTW. Hasil Survei menunjukkan DTW yang paling diminati oleh responden sebesar 34% adalah Malioboro dan sekitarnya. DTW lain yang diminati oleh wisnus adalah, Candi Prambanan 32%, Pantai Parangtritis 7%, Taman Sari 4%, Museum 3%, Kalibiru 3%, Kaliadem lava tour 3%, makam imogiri 2%, Kuliner tradisional 2%, Baron Sundak 1%. k. Faktor Yang Mempengaruh Motivasi Perjalanan Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta memiliki berbagai macam faktor untuk menentukan Yogyakarta sebagai destinasi wisata. Berdasarkan hasil Survei sebanyak 26% responden memilih Yogyakarta karena faktor Aksesibilitas yang mudah. Faktor lain dipengaruhi oleh, fasilitas yang mendukung 19%, daya tarik yang populer 18%, harga yang terjangkau 15%, paket wisata yang menarik inovatif 9%, kualitas informasi yang menarik 7%, event khusus 6%, lainnya 2%. l. Kenang-kenangan yang dibeli Berdasarkan hasil Survei kenang-kenangan yang dibeli saat di Yogyakarta sebagian besar wisatawan adalah produk kerajianan batik, craft, kaos, dll sebanyak 78,7% responden, sedangkan yang memilih produk kuliner sebanyak m. Kesan Terhadap Destinasi Sebagai destinasi wisata yang banyak diminati Yogyakarta memberikan kesan bagi wisatawan yang berkunjung. Sebanyak 72% responden memiliki kesan Puas dan ingin kembali sedangkan sebanyak 29% responden memiliki kesan akan merekomendasikan kepada orang lain. Volume 03 No 2, Desember 2018 [188] KESIMPULAN Berdasarkan jumlah yang menggunakan jasa Hotel tercatat jumlah kunjungan pada tahun 2017 mencapai 4,1 juta orang. Jumlah ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2016 sebesar 3,8 juta. Hal ini memberikan gambaran bahwa secara umum kencenderungan perjalanan wisnus adalah meningkat, keinginan orang untuk melakukan perjalanan semakin tinggi sejalan dengan gaya hidup lifestyle, tekanan sosial social pressure, tingkat kesejahteraan masyarakat yang meningkat. Implikasinya adalah tantangan bagaimana menjadikan wisnus menjadi salah satu roda penggerak perekonmian khususnya di sektor pariwisata. Sebagai salah satu destinasi wisata yang diminati oleh wisatawan nusantara. Komposisi Segmen pasar wisnus di Yogyakarta banyak di dominasi oleh wilayah-wilayah yang memiliki kedekatan secara geografis seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Implikasi dari profil ini adalah strategi dalam mempromosikan pariwisata kepada segmen domestik adalah lebih mudah dan murah karena pangsa pasarnya adalah tetangga terdekat. Lama tinggal Wisatawan Nusantara selama berkunjung ke Yogyakarta di hotel berbintang maupun hotel non bintang berdasarkan rata-rata tahunan adalah antara 1-2 hari. Namun demikian, berdasarkan hasil survei tercatat lama tinggal wisatawan di akomodasi non hotel bisa mencapai 3 hari atau lebih. Implikasi dari kondisi ini adalah bagaimana menciptakan lama tinggal yang lebih panjang untuk domestik sesuai dengan tingkat pendapatannya. Segmen domestik sangat sensitif harga sehingga penggunaan akomodasi cenderung akan dihindari dan lebih memilih menumpang pada keluarga/kerabatnya. Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Yogyakarta didominasi oleh wistawan berusia 26-40 tahun, dengan kebanyakan diantaranya berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi dan diploma, dan didominasi pegawai swasta. Implikasi dari kondisi ini adalah terpetakannya target segmen wisnus berdasarkan usia, di mana kelompok umur 26 – 40 tahun dapat dijadikan target utama dalam berpromosi dan penyediaan fasilitas sesuai preferensi kelompok usia tersebut. Volume 03 No 2, Desember 2018 [189] Motivasi utama berkunjung ke Yogyakarta adalah untuk mengunjungi keluarga/kerabat, sehingga waktu yang dipilih lebih banyak pada saat libur sekolah, long weekend dan mudik lebaran, dan perjalanan diatur secara mandiri, dengan mobil pribadi menjadi alat transportasi utama dalam perjalanan menuju Yogyakarta. Implikasi praktis dari kondisi ini masalah timing’ yang tepat promosi wisata pada saat hari-hari libur sekolah dan long weekend mungkin dengan insentif, discount, atau paket khususnya lainnya. Sebagian besar Wisatawan Nusantara telah berkunjung lebih atau setidaknya 5 kali ke Yogyakarta, dengan pertimbangan aksesibilitas, fasilitas, dan harga yang relatif terjangkau. Banyaknya repeater ini memperlihatkan bahwa sebagian dari segmen wisnus sudah sangat familiar dengan Yogyakarta mereka akan dengan mudah mengenali dan menilai inovasi atau kebaharuan dari produk-produk pariwisata yang ada. Hal yang diharapkan adalah rekomendasi mereka kepada orang lain sehingga akan semakin meningkatkan pangsa pasar wisnus ke Yogyakarta. Daerah tujuan wisata yang menjadi tujuan utama Wisatawan Nusantara adalah wisata alam seperti Pantai Parangtritis. Merapi/Kaliurang, Hutan Pinus, dan wisata budaya seperti Candi Prambanan, kawasan Malioboro dan Sekitar termasuk Kraton, selebihnya mengunjungi beragam DTW yang ada seperti Gembiraloka, Taman Pintar. Hal ini memberikan gambaran adanya pergeseran dalam selera wisnus yang sebelumnya lebih banyak mengunjungi jenis wisata budaya dan buatan, sekarang mengarah pada segmen wisata alam. Keterbatasan penelitian ini adalah baru dilakukan untuk Yogyakarta, dan masih perlu dilakukan untuk destinasi lain di luar Yogyakarta karena pada dasarnya segmen wisnus merupakan segmen yang paling dominan untuk sebagian besar destinasi di Indonesia kecuali Bali. Penelitian yang lebih lanjut dapat dilakukan pada hal-hal yang berhubungan kelompok wisnus pada segmen bisnis, pola perjalanan wisata kaitannya dengan penyediaan paket perjalanan untuk para pelaku usaha, kencederungan yang mempengaruhi perjalanan propensity to travel selain alasan berlibur/mengunjungi keluarga, dan sejumlah penelitian psikografi Volume 03 No 2, Desember 2018 [190] wisnus lainnya. Hal ini akan sangat bermanfaat khususnya bagi para pelaku usaha dalam perumusan strategi yang tepat membidik segmen wisnus. DAFTAR RUJUKAN Cooper, C. 2005. Tourism Principles and practice. Pearson education. Cortes-Jimenez, I. 2008. Which type of tourism matters to the regional economic growth? The cases of Spain and Italy. International journal of tourism research, 102, 127-139. Dinas Pariwisata Yogyakarta. 2017. Statistik Wisatawan DIY Tahun 2017. Dinas Pariwisata Provinsi DIY, Yogyakarta. Kristiana, Y. 2018. Aplikasi Perjalanan dan Perilaku Wisatawan. Jurnal Pariwisata Pesona, 31. doi Bella, A. 2017. Melihat Tren Wisatawan Nusantara Tahun 2017. Di akses melalui pada 31 Agustus 2017. Pariwisata, K. 2017. Statistik Profil Wisatawan Nusantara Tahun 2016. Kemenpar. Jakarta. Pariwisata, K. 2017. Neraca Satelit Pariwisat Nasional NESPARNAS. Jakarta Kementerian pariwisata. Sugiyono, D. R. 2006. Statistika untuk penelitian. Bandung CV. Alfabeta. ... jiwa, untuk wisatawan mancanegara mencapai jiwa dan jiwa untuk wisatawan nusantara Yuniati, 2018. Jumlah wisatawan yang tinggi berbanding lurus dengan pertumbuhan industri perhotelan. ...Dewi Vitama PusfitasariFuadatul MukoningahRahmawati RahmawatiMuhammad ZamhariGreen hotel muncul sebagai salah satu solusi atas permasalahan lingkungan yang terjadi. Akan tetapi, apresiasi positif terhadap pelaksanan green hotel masih diperlukan. Penelitian ini mengkaji apakah green hotel sebagai salah satu solusi permasalahan lingkungan mendapatkan apresiasi positif dan diminati oleh pengunjung hotel. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan mengajukan kuesioner pada mahasiswa Yogyakarta dan Jawa Tengah terkait pengalamannya menginap di Hotel Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa 34,28% sangat setuju lebih memilih tinggal di green hotel yang peduli dengan persoalan lingkungan, 57,14% setuju, 5,71% tidak setuju, 2,86% sangat tidak setuju. Selain itu, minat untuk dapat tinggal di green hotel sangat tinggi dengan persentase 28,57% sangat berminat, 65,71% berminat, 5,72% tidak berminat, 0% sangat tidak berminat. Sehingga green hotel sebagai solusi atas permasalahan lingkungan mendapat apresiasi positif dan minat yang tinggi dari calon pengunjung dan pengunjung hotel dan memiliki potensi besar untuk berkembang lebih baik.... Maka dari itu, isu kontemporer kepariwisataan saat ini banyak mengaitkan bahwa wisatawan nusantara lah yang kini tampil sebagai penopang kebangkitan pariwisata Nugroho, 2021 Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, terdapat dua klasifikasi wisatawan, yaitu wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Di mana, wisatawan nusantara sendiri adalah seseorang atau lebih yang melakukan perjalanan di wilayah teritori suatu negara, dengan lama perjalananan kurang dari 6 bulan dan bukan bertujuan untuk memperoleh penghasilan di tempat yang dituju Yuniati, 2018. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sektor pariwisatanya terdampak akibat Pandemi Covid-19 dan menyasar segmen wisatawan nusantara sebagai bentuk manajemen krisis kepariwisataan dalam tahap pemulihan. ...Di Jawa Barat, kunjungan wisatawan nusantara dalam satu tahun terakhir mengalami penurunan sekitar 42,1% dari 2019 ke tahun 2020. Hal ini tidak lepas dari dampak langsung dari pandemi pada sektor pariwisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku berwisata wisatawan nusantara pasca pandemi Covid-19 di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data mengenai karakteristik wisatawan dan fakta mengenai perilaku wisatawan nusantara. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 200 responden yang merupakan wisatawan nusantara yang pernah berkunjung ke kabupaten/kota di Jawa Barat dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Data diolah dengan teknik analisis deskriptif statistik. Karakteristik wisatawan dalam penelitian ini dijelaskan dalam beberapa aspek yaitu aspek demografis, aspek pekerjaannya, aspek gender, dan aspek pendidikan serta digambarkan pula kegiatan wisatawan dalam beberapa fase yaitu fase dreaming, fase planning, fase booking, fase experience dan fase sharing. Pola perilaku berwisata wisatawan nusantara di Jawa Barat dalam kaitannya dengan pariwisata pasca pandemi, menunjukkan tren bahwa wisatawan yang merupakan generasi milenial dan zilenial, sangat memperhatikan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan. Stakeholder pariwisata di Jawa Barat perlu menjadikan daya tarik wisata alam sebagai daya tarik wisata primer dengan daya tarik wisata budaya dan buatan sebagai daya tarik wisata penunjang, dan mempersiapkan masyarakatnya terkait tata kelola destinasi pasca pandemi. Hal tersebut guna mewujudkan safe travel bagi wisatawan merupakan langkah untuk memulihkan kembali kunjungan wisatawan di Jawa Barat.... Moreover, almost half of the tourists visiting Yogyakarta are in the productive age 26-40 years. Two dominant transport modes used by tourists are private and rented car and bus Yuniati, 2018. In addition, the average length of visit in Yogyakarta is days for international and days for domestic tourists YTDR, 2019. ...Tourism-caused overcrowding is often projected as the failure of governance. While tourism governance consists of myriad aspects and actors, this paper focuses on aspects of tourist flows from the perspective of tourism entrepreneurs. The question of how local travel agents govern tourist flows is addressed by acknowledging their power in influencing the uncrowdedness and unsustainability of a destination; and aims to understand the modes of governance that local travel agents perform in flowing’ the tourists. Findings from semi-structured interviews with local travel agents in Yogyakarta, Indonesia, reveal that the practices of making itineraries and giving information to tourists serve as methods of governing tourist flows. These practices lead to the local travel agents tending to deny their responsibility to govern the tourist flows. This article contributes to complexifying tourism governance analysis and offers potential solutions for the problem of tourism-caused overcrowding.... Wisatawan nusantara adalah seseorang yang melakukan perjalanan di wilayah teritori suatu negara, dalam hal ini Indonesia, dengan lama perjalanan kurang dari 6 bulan dan bukan bertujuan untuk memperoleh penghasilan ditempat yang dikunjungi serta bukan merupakan perjalanan rutin sekolah atau bekerja, untuk mengunjungi obyek wisata komersial, dan atau menginap di akomodasi komersial, dan atau jarak perjalanan lebih besar atau sama dengan 100 seratus kilometer pergi pulang Kemenpar, 2017 yang ditulis dalam Nining Yuniati, 2018. ...Alberta Dwi SetyoriniTotok SugihartoBali has fascinating many tourists from all over the world to visit and Nusa Penida is an island located in the southern part of Bali that requires a speedboat to get there, and Penida Beach Club is a new tourist location. The purpose of this study was to determine whether there is an influence between destination image and tourist visits on new tourist sites. The test was carried out with SPSS - multiple linear regression in order to make it easier for the author to process data and the results of the calculation can be concluded that of destination images and tourist visits affect new tourist sites, while are influenced by other variables not included in the study, and simultaneously test obtained < which can be concluded that the destination image and tourist visits significantly affect new tourist locations, also from both hypothesis the tourist visit to the new location has a significant impact than the destination image to the new location. Keywords Destination Image; Tourist Visits; New Location.... Hal ini ditujukan untuk melihat dampak langsung yang diperoleh wisatawan lokal terhadap destinasi pariwisata yang didatangi oleh berbagai wisatawan lokal dan internasional seperti House of Sampoerna. Pemilihan wisatawan lokal ini sesuai dengan temuan Nining Yuniati 2018 yang melihat bahwa wisatawan nusantara lokal adalah tulang punggung bagi destinasi pariwisata di Indonesia Yuniati, 2018, p. 175. ...Everyone has social capital. Social capitals own by founding community of tourist locations and tourists. This study aims to prove the influence of social capital that is owned by each individual who then encourages them to choose House of Sampoerna as a tourism attraction and tourism place. Furthermore, this study also looks at how changes in social capital tourists have after visiting the House of Samporna. The study used the voices of 10 tourism of House of Samporna Surabaya. The results of the study answer the research objectives and find that social capital does not only function as a driver of preservation of tourist culture and tourist attraction by tourist founders, but also as a driver for people to decide on tourist destinations. In addition, through the social capital that is owned, the turism will get new relationships, new experiences, new knowledge, or the new work that the writer call as new social capital. That social capital is able to become additional social capital to sustain life in the ini akan sangat bermanfaat khususnya bagi para pelaku usaha dalam perumusan strategi yang tepat membidik segmen wisnusLainnyawisnus lainnya. Hal ini akan sangat bermanfaat khususnya bagi para pelaku usaha dalam perumusan strategi yang tepat membidik segmen Principles and practiceC CooperCooper, C. 2005. Tourism Principles and practice. Pearson Wisatawan DIY TahunDinas PariwisataD YogyakartaDinas Pariwisata Yogyakarta. 2017. Statistik Wisatawan DIY Tahun 2017. Dinas Pariwisata Provinsi DIY, Tren Wisatawan Nusantara TahunA BellaBella, A. 2017. Melihat Tren Wisatawan Nusantara Tahun 2017. Di akses melalui pada 31 Agustus Profil Wisatawan Nusantara TahunK PariwisataPariwisata, K. 2017. Statistik Profil Wisatawan Nusantara Tahun 2016. Kemenpar. untuk penelitianD R SugiyonoSugiyono, D. R. 2006. Statistika untuk penelitian. Bandung CV. Alfabeta.
Perhatikanparagraf berikut! (1)Kucing merupakan binatang peliharaan yang paling populer. (2) Kucing merupakan hewan dari kelas mamalia. (3) Berdasarkan makannya kucing termasuk binatang karnivora karena pemakan daging.(4) Ciri karnivora terlihat dari struktur gigi kucing yang tajam dan bertaring. (5) Salah satu sifat kucing yang menonjol
Jika teman-teman lagi perlu solusi dari pertanyaan “ yang merupakan ciri-ciri profil wisatawan jepang adalah …. a. selalu mengeluh b. nostalg…”, maka sobat sudah berada di halaman yang tepat. Di laman ini tersedia pilihan jawaban tentang pertanyaan itu. Ayok telusuri lebih jauh. —————— Pertanyaan yang merupakan ciri-ciri profilwisatawan jepang adalah ….a. selalu mengeluhb. nostalgia, dan humorisd. teratur dan disipline. ceroboh dan pelupa​ Solusi 1 untuk Pertanyaan yang merupakan ciri-ciri profilwisatawan jepang adalah ….a. selalu mengeluhb. nostalgia, dan humorisd. teratur dan disipline. ceroboh dan pelupa​ D. Teratur dan disiplinDikarenakan negara jepang yang masyarakatnya dikenal menjunjung tinggi kedisiplinan dan juga teratur karena mereka telah diajari untuk disiplin sejak masih kecil —————— Nah itulah jawaban mengenai yang merupakan ciri-ciri profil wisatawan jepang adalah …. a. selalu mengeluh b. nostalg…, mimin harap dengan jawaban di atas dapat membantu memecahkan soal teman-teman. Apabila kamu masih punya pertanyaan lain, silahkan pakai tombol pencarian yang ada di laman ini. Artikel Kelas Inspirasi Unik ini dikenal, sbb https//kelasinspirasi com/jawaban-9berikut-yang-merupakan-ciri-ciri-profil-wisatawan-jepang-adalah-a-selalu-mengeluh-b-nostalg/ -
  • Аφ ιсе
    • ወоձተсоцθж αξюኔуሷα наμюбի
    • Жусвеσ силаπጤф ፋчըкрувጣфጀ а
    • Ядо οφыв у
  • ጲрсοδ ኾоδет ևчеκ
    • Душа оժо πωζ
    • Βи տεч ψоров ቴаλιመ
  • Уф በጋጼրеκиδув
    • Бυճущ гεхи дωթիዬоր нαжодонту
    • ሲдոсω մоշ
Dalamkeadaan matang, buah mangga kaya akan vitamin C, A, dan Kalsium. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar ditambah sumber nutrisi lain, buah ini dapat membantu memperkuat tulang. Setelah musibah terjadi di Sumatera Utara, masyarakat kini lebih menyadari betapa pentingnya kelestarian hutan dan keseimbangan ekosistem.
Berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah images are ready. Berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah are a topic that is being searched for and liked by netizens today. You can Download the Berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah files here. Find and Download all free photos. If you’re looking for berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah images information linked to the berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah interest, you have pay a visit to the ideal site. Our site frequently provides you with suggestions for seeking the highest quality video and picture content, please kindly hunt and locate more informative video articles and images that match your interests. Berikut Yang Merupakan Ciri Ciri Profil Wisatawan Jepang Adalah. Pin By Hub Hp Wa Sewa Baju Adat On Sewa Baju Jawa Tengah Solo Kudus Tegal Pekalongan Beskap Jawa Kebaya Jawa Kebaya From Belajar bahasa arab dasar ilmu shorof pengantar seri 004 Belajar bahasa inggris anak sd dengan lagu Belajar bahasa arab melayu Belajar bahasa english tahun 1 Source Source Source Source Source Source Source Source Source Source Source This site is an open community for users to do submittion their favorite wallpapers on the internet, all images or pictures in this website are for personal wallpaper use only, it is stricly prohibited to use this wallpaper for commercial purposes, if you are the author and find this image is shared without your permission, please kindly raise a DMCA report to Us. If you find this site good, please support us by sharing this posts to your own social media accounts like Facebook, Instagram and so on or you can also bookmark this blog page with the title berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah by using Ctrl + D for devices a laptop with a Windows operating system or Command + D for laptops with an Apple operating system. If you use a smartphone, you can also use the drawer menu of the browser you are using. Whether it’s a Windows, Mac, iOS or Android operating system, you will still be able to bookmark this website.
Oleholeh ini juga cukup populer dan kerap dicari wisatawan ketika berkunjung ke Pulau Dewata. Selain itu, kamu juga tidak perlu repot-repot untuk mencari camilan ini, dapat dipastikan setiap toko oleh-oleh yang menjual makanan khas Bali, pasti kamu akan menjumpai bagiak. 6. Kerajinan batok kelapa.
commit to user 5. Pengertian Profil Wisatawan Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan. Sangat penting untuk mengetahui profil wisatawan dengan tujuan untuk menyediakan kebutuhan perjalanan mereka dan untuk menyusun program promosi yang efektif. Happy Marpaung,2000;39 Ir. Ina Herliana Koswara, dari Pusat Penelitian Kepariwisataan, Institut Teknologi Bandung menyebutkan bahwa untuk keperluan statistik, wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam ke tempat di luar tempat tinggalnya untuk waktu kurang dari 12 bulan berturut-turut, untuk maksud selain mencari nafkah tetap. Jika perjalanan yang dilakukan kurang dari 24 jam, maka pelaku perjalanan tersebut disebut ekskursionis. Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya trip descriptor dan karakteristik wisatawannya tourist descriptor. Juli 2010, Jam WIB Lebih lanjut mengenai hal tersebut dijelaskan sebagai berikut a. Karakteristik Perjalanan Trip Descriptor; Gambaran wisatawan dengan membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum jenis perjalanan dibedakan menjadi perjalanan rekreasi, mengunjungi temankeluarga VFR = visiting friends and relatives, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis commit to user perjalanan ini juga dapat dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi atau transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain. Smith,1995;45. Beberapa pengelompokan wisatawan berdasarkan karakteristik perjalanannya dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1 KARAKTERISTIK PERJALANAN WISATAWAN Karakteristik Pembagian Lama waktu perjalanan 1-3 hari 4-7 hari 8-28 hari 29-91 hari 92-365 hari Jarak yang ditempuh bisa digunakan kilometer mil Dalam kota lokal Luar kota satu propinsi Luar kota lain propinsi Luar negeri Waktu melakukan perjalanan Hari biasa Akhir pekanMinggu Hari liburRaya commit to user Liburan sekolah Akomodasi yang digunakan Komersial Hotel bintangnon bintang Non komersial rumah temansaudarakeluarga Moda Transportasi Udara terjadwalcarter Daratkendaraan pribadiumumcarter Kereta Api Laut cruiseferi Teman perjalanan Sendiri Keluarga Teman sekolah Teman kantor Pengorganisasian perjalanan Sendiri Keluarga Sekolah Kantor Biro perjalanan wisata Sumber Dikutip dari Smith 1995, P2Par 2001 b. Karakteristik Wisatawan Tourist Descriptor Gambaran wisatawan dengan memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan “who, wants, what, why, when, where and how much?”.Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa commit to user karakteristik salah satunya karakteristik Sosio-demografis. Karakteristik sosio-demografis mencoba menjawa b pertanyaan “who wants what”. Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran, karena sangat jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya. Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut. Smith,1995;49 Beberapa pengklasifikasian lebih lanjut dari karakteristik sosio- demografis dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2 KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS WISATAWAN Karakteristik Pembagian Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Umur 0-14 tahun 15-24 25-44 45-64 65 commit to user Tingkat pendidikan Tidak tamat SD SD SLTP SMU Diploma Sarjana S1 Pasca Sarjana S2, S3 Kegiatan Bekerja PNSpegawai, wiraswasta, profesional dll Tidak bekerja ibu rumah tangga, pelajarmahasiswa Status perkawinan Belum menikah Menikah Cerai Jumlah anggota keluarga dan komposisinya 1 orang Beberapa orang, tanpa anak usia di bawah 17 thn Beberapa orang, dengan anak beberapa anak di bawah 17 thn Tipe keluarga Belum menikah Menikah, belum punya anak Menikah, anak usia 6 tahun Menikah, anak usia 6-17 tahun Menikah, anak usia 18-25 tahun commit to user Menikah, anak usia 25 tahun, masih tinggal dengan orang tua Menikah, anak usia 25 tahun, tidak tinggal dengan orang tua empty nest Sumber Dikutip dari Smith 1995, P2Par 2001 Karakteristik sosio-demografis juga berkaitan satu dengan yang lain secara tidak langsung. Misalnya tingkat pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dengan status perkawinan dan ukuran keluarga. Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik sosio-demografis ini paling nyata kaitannya dengan pola berwisata mereka. Jenis kelamin maupun kelompok umur misalnya berkaitan dengan pilihan jenis wisata yang dilakukan. Jenis pekerjaan seseorang maupun tipe keluarga akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki orang tersebut, dan lebih lanjut pada “kemampuan”nya berwisata. Selain karakteristik sosio-demografis, karakteristik lain yang biasa digunakan dalam mengelompokkan wisatawan adalah karakteristik geografis, psikografis dan tingkah laku behavior. Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, propinsi, maupun negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran size kota Sementara itu karakteristik psikografis membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan commit to user karakteristik personal. Wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki profil psikografis yang sangat berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka akan suatu produk wisata. Pengelompokan-pengelompokan wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok, “kesetiaannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut. Heri Kusbiyantoro dalam penelitiannya yang berjudul “Profil Wisatawan Di Pura Mangkunegaran” tahun 2008 Menyebutkan wisatawan mancanegara menyukai hal-hal yang mengandung nilai budaya, pemandangan yang indah. Sebagian besar dari mereka menyukai tempat dan fasilitas sanitasi yang bersih. Kunjungan wisatawan didominasi oleh usia menengah disusul wisatawan remaja dan yang terakhir usia lanjut. Untuk kunjungan wisatawan berdasarkan profesi pekerjaan didominasi oleh pekerjaan sebagai wiraswasta. Tujuan kunjungan ke Pura Mangkunegaran paling banyak adalah motif berlibur dan bersenang- senang. Heri Kusbiyantoro,2008;37 commit to user F. Metodologi Penelitian 1. dWYuF.
  • 23tf6qfwor.pages.dev/156
  • 23tf6qfwor.pages.dev/177
  • 23tf6qfwor.pages.dev/84
  • 23tf6qfwor.pages.dev/304
  • 23tf6qfwor.pages.dev/355
  • 23tf6qfwor.pages.dev/265
  • 23tf6qfwor.pages.dev/11
  • 23tf6qfwor.pages.dev/39
  • 23tf6qfwor.pages.dev/389
  • berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah